Pendidik Yang Suka Berbisnis

Posted by Famartha Land 30 August 2010



Tak banyak pengusaha sukses yang juga berhasil menimba ilmu di bangku sekolah. Salah satunya, James Kim, yang meraih gelar Ph.D. dan menjadi tenaga pengajar di almamaternya. Namun, darah bisnis yang mengalir di dalam tubuhnya tak bisa disembunyikan. Ayahnya adalah pengusaha sukses yang mendirikan Anam Group. Berawal dari membantu bisnis ayahnya, kini James memiliki harta US$ 1,4 miliar dan menjadi orang terkaya ke-721 di dunia.

James_KimSejak lahir dan ketika beranjak dewasa, bakat yang dimiliki seseorang berperan penting dalam menentukan kesuksesan hidupnya. Hal ini pun berlaku bagi James Kim. Mungkin namanya kurang familiar di sini. Tapi, dia adalah pebisnis yang pernah dianugerahi gelar pebisnis keturunan Asia tersukses di Amerika Serikat (AS).

James, nama panggilan Amerikanya, menjadi pebisnis sukses dengan harta kekayaan senilai US$ 1,4 miliar. Dia menempati posisi ke-721 dalam daftar orang terkaya dunia versi majalah Forbes. James adalah pendiri Amkor Technology, perusahaan di bidang pengujian dan pengemasan perangkat semikonduktor atau integrated circuit (IC).

Bakat bisnis James menurun dari ayahnya, Kim Hyang-Soo. Ayahnya adalah pendiri Anam Group, penguasa pasar semikonduktor terbesar ketiga di dunia saat ini. Kelompok usaha ini berdiri pada akhir dekade 1960-an.

Bakat bisnis James sempat terpendam selama belasan tahun. Maklum, ayahnya mengirim James dan enam saudara kandungnya ke AS untuk menimba pendidikan yang lebih tinggi.

James, putra tertua Kim senior yang lahir di Korea Selatan dengan nama James Joo-Jin, menuntut ilmu di sekolah prestisius Wharton School, Universitas Pennsilvania. Dia meraih gelar sarjana ekonomi pada tahun 1955.

Setelah itu, James melanjutkan kuliah di Universitas Villanova, dan meraih gelar master pada tahun 1959. Bahkan, pada 1963, dia meraih gelar Ph.D.

Setelah bermukim cukup lama d AS, James mengantongi status warga negara AS pada tahun 1971. Dia semakin membenamkan dirinya di dunia pendidikan, dengan tercatat sebagai staf pengajar di Universitas Villanova.

Bakat bisnisnya baru muncul kembali ketika ayahnya berkunjung ke Amerika Serikat pada 1967. Dalam kunjungan itu, Kim senior meminta saran kepada James mengenai peluang bisnis yang cocok bagi pengembangan usahanya. Rupanya, sang ayah sudah bosan dan membutuhkan tantangan baru. Pada masa itu, perusahaan sepeda milik Kim senior menguasai 90% pangsa pasar di Korea Selatan.

Setelah berkonsultasi, Kim senior memutuskan kembali ke Korea Selatan dan mendirikan Anam Group. Setahun berselang, tepatnya tahun 1968, James pulang ke tanah kelahirannya. Setibanya di sana, dia terkejut dengan kemajuan bisnis ayahnya.

James baru menyadari, Kim senior berhasil mendirikan perusahaan yang menjadi produsen, pengujian, dan pengemasan semikonduktor pertama di Korea Selatan. Hanya dalam waktu singkat, Anam Group menjelma menjadi pemain terbesar di bisnis itu. Khususnya pada segmen pengetesan dan pengemasan semikonduktor.

Semua itu dicapai berkat kualitas layanan dan pemutakhiran teknologi, yang mengikuti perkembangan pelaku industri yang menjadi pelanggannya. Strategi pemasarannya juga langsung menyasar kepada produsen semikonduktor dunia.

James pun tak tinggal diam. Pada tahun 1968, dia kembali ke AS dan mendirikan Amkor Technology. Kantor pusat di Valley Forge, Pennsylvania.

Amkor merupakan singkatan dari Amerika dan Korea. Di sinilah bakat bisnis James mulai terlihat. Dia berhasil memposisikan Amkor sebagai kepanjangan tangan Anam untuk memasarkan produk dan layanannya di pasar Amerika Serikat.

Padahal, sebenarnya Amkor hanya tercatat sebagai kontraktor bisnis bagi mitra tunggalnya, yakni Anam. James menempuh langkah ini untuk menghemat biaya setoran pajak korporasi ke dinas pajak Amerika Serikat. (*/Harian Kontan)



0 comments:

Post a Comment